Sunday, January 08, 2012

Mau Mesir

Wamap berhasil menggayakan skill persuasive dan influencing untuk mengajak lebih ramai orang melawat EMRO.

Suib memegang si anak manakala Dawud Soliman mendukung si ibu yang bernama Jameela.

Anak-anak yang dikuarantin setelah mendapat suntikan imunisasi.
Kucing-kucing di atas tidak semestinya Mau Mesir.


Dulu aku pernah cerita pasal Van Kedisi, spesis kucing simbol Turki. Kali ni sebagai bahagian kedua lawatan sambil belajar ke EMRO aku ceritakan serba-sedikit pasal kucing Mau simbol Mesir.

Dikatakan sebagai spesis kucing yang paling awal dijinakkan berdasarkan lukisan-lukisan zaman firaun lebih 3000 tahun yang lampau. Malah nama Mau pun berasal daripada perkataan Mesir purba yang bermaksud kucing.

Kucing Mau Mesir merupakan satu-satunya kucing yang bertompok secara alami. Jika dicukur bulunya tetap terdapat tompok pada kulitnya. Kucing bertompok yang lain biasanya terhasil daripada kacukan kucing jinak dengan kucing hutan.

Mau Mesir ialah yang paling laju antara baka-baka kucing peliharaan. Kaki belakangnya lebih panjang daripada kaki depan. Lagipun ada lipatan kulit lebihan di bawah perut lebih kurang cheetah yang membolehkan kaki belakangnya diregang lebih jauh. Tubuhnya pula langsing ramping dan berotot kental.

Matanya mesti berwarna hijau. Atas dahinya terdapat tanda berupa seekor kumbang tahi atau huruf 'M'. Ia juga sangat muzikal. Mengeluarkan bunyi seakan menciap atau mencicit dan seakan mengekek. Mau Mesir datang dalam beberapa warna, perak, gangsa, asap, hitam dan biru.

Kucing mau cukup cerdik dan setia semacam anjing. Tetapi hanya intim kepada beberapa orang yang rapat sahaja. Kucing Mau Mesir sudah jarang ditemukan lagi. Sebab itu organisasi seperti EMRO wujud. Untuk membela Mau Mesir daripada sikap orangnya yang kasar terhadap kucing.

Adapun bagi Nusantara, kucing yang menjadi simbol kita ialah kucing Madura yang terkenal dengan hujung ekornya yang bengkok dan dipopularkan oleh Faisal Tehrani dalam novelnya Manikam Kalbu.

No comments: